Manqobah Tuan Syeikh Abdul Qodir Al_Zailani .Q.S,Bulan Robi'us tsani


ROBI’UTS TSANI

Manqobah Ke-51 : Wasiat Syaikh Abdul Qodir Kepada Putranya Abdul Rozak

Syaikh Abdul Qodir telah berwasiat kepada putranya yang bernama Abdul Rozak dengan beberapa wasiat, diantaranya :
“Wahai anakku, semoga Alloh melimpahkan Taufiq dan Hidayah-Nya kepadamu dan kepada segenap kaum muslimin. Wahai anakku, bertawakAlloh kepada Alloh, pegang syara’ dan laksanakan, dan pelihara batas-batasnya. Ketahui bahwa Thoriqotku dibangun berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rosululloh saw. Hendaknya kamu berjiwa bersih, dermawan, murah hati dan suka memberi pertolongan kepada orang lain dengan jalan kebaikan. Jangan keras hati atau berlaku tidak sopan. Sebaiknya kamu bersikap sabar dan tabah menghadapi segala ujian dan cobaan. Hendaknya kamu mengampuni kesalahan orang lain dan bersikap hormat pada sesama ikhwan dan semua fakir miskin.
Perihara olehmu kehormatan guru-guru, dan berbuat baiklah kepada orang lain, beri nasihat yang baik kepada orang-orang besar tingkat kedudukanya, demikian pula bagi masyarakat kecil. Jangan suka berbantah-bantahan dengan orang lain kecuali dalam masalah agama.
Ketahuilah bahwa hakikat kemiskinan adalah perlu kepada orang lain, dan hakikat tidak perlu kepada orang lain. Tasawwuf dicapai dengan jalan lapar dan pantangan dari hal-hal yang disukai dan dihalalkan, dan tidak banyak bicara, jika kamu berhadapan dengan orang faqir, jangan dimulai dengan ilmu, sebab akan menjauh denganmu. Sebaiknya, hendaklah dimulai dengan kasih sayang, bersikap lembutlah terhadapnya, membuatnya lebih dekat padamu.
Tasawwuf dibangun diatas delapan hal yakni; 1. Dermawan, 2. Ridlo,  3. Sabar,  4.  ‘Isyaroh,   5.  Mengembara,  6. Berbusana bulu,  7.   Pecinta alam,    dan faqir.  Dermawan Nabi Ibrohim, ridho Nabi Ishaq, sabar  Nabi Ayyub, Isyarohnya Nabi Zakaria, mengembara seperti Nabi Yusuf, berbusana wool seperti Nabi Yahya, pecinta alam Nabi Isa, dan kefakiran Nabi  Muhammad saw.
Bila kamu berkumpul bersama orang kaya, perlihatkan kegagahanmu, kerendahan hati bila berkumpul dengan orang miskin. Hendaknya kamu ikhlas dalam setiap perbuatan. Seharusnya selalu mengingat Alloh. Jangan berprasangka buruk Kepada Alloh. Harusnya berserah diri kepada Alloh dalam segala perbuatan. Jangan menggantungkan diri kepada orang lain, walaupun keluarga walaupun teman sejawat. Layani faqir miskin dengan 3 hal; pertama, tawadhu’; kedua, budi pekerti; dan ketiga, kebeningan hati.
Perhatikan olehmu bahwa yang paling dekat kepada Alloh ialah orang yang paling budi pekertinya. Dan amal yang paling utama ialah memelihara hati dari melirik kepada selain  Alloh.
Bila bergaul dengan orang miskin, berwasiatlah dengan  kebenaran dan kesabaran. Cukup bagimu dari dunia itu dua hal: pertama, bergaul dengan orang miskin, kedua menghormati wali. Selain dari pada Alloh, segala sesuatu itu jangan dipandang cukup, gagah kepada yang dibawahmu adalah pengecut, gagah terhadap sesuatu adalah lemah dan gagah kepada orang yang lebih tinggi kedudukanya adalah sombong. Ketahuilah bahwa Tasawwuf dan fakir merupakan Dwi Tunggal kebenaran yang hakiki, bukan main-main, oleh karena itu jangan dicampur dengan main-main".
Demikian wasiat ayah, semoga Alloh melimpahkan taufiq dan hidayahnya kepadamu dan kepada murid-murid, atau kepada siapapun yang mendengar wasiat ini, semoga dapat mengamalkanya dengan syafa’at junjungan kita Nabi Muhammad SAW, amin ya Robbal ‘alamin.

Manqobah Ke-53 : Syaikh Abdul Qodir Wafat

Menjelang akhir hayatnya, Malaikat Ajro’il datang mengunjungi Syaikh dikala matahari akan terbenam membawa surat dari Alloh SWT untuk Syaikh dengan alamat sebagai berikut: "Yashilu hadzal maktubi minal muhibbi ilal mahbubi" (Surat ini dari Dzat Yang Maha Pengasih disampaikan kepada Wali yang dikasihi). Kemudian surat tersebut diterima oleh  putranya yang bernama Sayyid Abdul Wahhab. Setelah diterima, masuklah ia bersama Malaikat Ajro’il. Sebelum surat dihanturkan kepada Syaikh, beliau sudah mengerti bahwa beliau akan berpindah ke alam ‘uluwi, alam tinggi yakni meninggal Dunia.
Syaikh bersabda kepada putra-putranya: “Jangan mendekat, karena lahiriyahku bersama-sama dengan kamu, sedang bathiniyahku bersama selain kamu, dan perluas ruangan ini karena hadir selain dari padamu, tunjukan sopan santunmu.”
Siang dan malam, tak henti-hentinya beliau mengucapkan :
"Wa’alaikumus salaam wa rohmatullohi wa barokatuh. Ghofarolloohu lii walakum, taaballohu ‘alayya wa ‘alaikum, Bismillahi ghoyri muudiina. Wadkhulu fi shoffil awwali, idzan ajii’u ilaykum, rifqon rifqon wa‘alaikumus salaamu ajii’u ilaykum, Qifuu ataahul haqqu wa sakarotul mawti.
Beliau berpesan : “Jangan ada yang menanyakan apapun kepadaku setelah aku bolak-balik dalam lautan Ilmu Alloh”, lalu membaca :
Ista’antu bilaa ilaaha illallohu, Subhaanahu wa ta’aala wal hayyil ladzi laa yakhsal fawtu, Subhana man ta’azzaza bil qudrotiwaqoharo ibaadahu bil mawti laa ilalaha illallohu Muhammadur Rosulullahi, ta’azzaza, ta ‘azzaza Allohu Allohu Allohu.
Terdengar suara nyaring, lalu suaranya lembut tidak terdengar lagi, dan meninggAlloh Ridwanullohu 'alaihi.
Syaikh wafat pada malam Senin ba’da ‘Isya, tanggal 11 Robi’ul Akhir tahun 561 Hiriyah (1166 Masehi) pada usia 91 Tahun.

Comments

Popular posts from this blog

Tawasul Thoriqoh Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya

Dzikir Harian TQN PP SURYALAYA setelah selesai Sholat Fardhu atau Sholat Sunat,

Amaliyah Harian Sholat_sholat Fardhu dan sunat TQN PP SURYALAYA